24 January 2016
20 January 2016
Belajar, Berdoa, Ujian, Tawakkal
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat ilahi robbi, saya panjatkan setinggi-tingginya. Ujian term awal telah selesai saya lalui. Langkah saat ini adalah bertawakkal, menyerahkan urusan sepenuhnya kepada Allah ta'ala. Karena ialah dzat yang maha adil, lagi maha menentukan.
Dalam menyikapi ujian di kampus, kami biasa menganut teori: belajar, berdoa, kemudian bertawakkal. Adapula yang menambahinya dengan bersedekah.
Belajar adalah kewajiban kami sebagai mahasiswa. Berdoa adalah hal yang sepatutnya dilakukan oleh orang yang beriman. Dan bertawakkal, adalah puncak daripada iman. Ketika seorang hamba merasa bahwa sudah tidak ada lagi daya dan upaya, kecuali berharap akan ketentuan Allah setelahnya, yang memuaskan.
Namun apabila Allah berkehendak lain, tidak sepatutnya bagi seorang hamba untuk tidak menerima. Tidak ada hak bagi seorang hamba untuk menolaknya. Orang yang bijak akan selalu mengambil hikmah yang terkandung dalam setiap kejadian, dalam setiap ketentuan Allah ta'ala.
Akhirnya, saya berharap, semoga hasil daripada ujian yang telah saya lalui ini, memuaskan. Semoga Allah sudi memberikan saya anugrah, dan mengizinkan saya untuk berbahagia merayakan kelulusan. Dan kepada segenap saudara dan saudari, juga sudi kiranya agar mengamini doa saya ini. Terima kasih :)
Kairo, 20 Januari 2016
18 January 2016
Siuman dari Pingsan
Hari ini, saya menulis lagi untuk blog yang lama pingsan, yang tidak pernah diisi postingan. Selama satu tahun kemarin, saya hanya satu kali memposting tulisan. Bulan Januari. Ketika masa-masa ujian semester. Dan saat ini, juga sedang masa-masa ujian. Apa karena masa-masa ujian itu masa-masa galu sehingga terdorong untuk menulis. Oh tidak. Wah, jangan-jangan, saya hanya menulis di blog hanya pada masa-masa ujian (?) Oh tidak, semoga tidak.
Sesungguhnya, saya adalah orang yang sangat malas untuk menulis yang panjang-panjang. Saya lebih suka menulis yang pendek-pendek. Entahlah. Padahal, saya adalah mantan kru menulis salahsatu buletin mahasiswa Kairo, tapi yang selalu dikejar-kejar sama deadline. Saya sering telat menyelesaikan tugas menulis. Saya lebih suka menulis status di facebook yang terkesan pendek daripada menulis di blog yang terkesan banyak karakter tulisannya.
Saya bisa menulis, tapi saya tidak biasa menulis. Saya bisa membuat berbagai macam tulisan, tapi tentu agak lama prosesnya, karena saya tidak biasa melakukan itu. Pepatahnya, “ala bisa karena biasa”. Saat ini saya lebih sering mengedit tulisan orang daripada membuat tulisan sendiri. Saya sering mengedit tulisan teman-teman yang hendak dimuat di media, baik media cetak maupun media elektronik.
Entah lagi, saya lebih mau mengedit daripada membuat. Mungkin bagi saya, membuat itu lebih berat. Karena setiap kali mau menulis, saya seringkali kebingungan, akan dimulai darimana. Nah, ini salahsatu penyakit yang menghambat orang yang hendak menulis. Padahal, di forum-forum sharing kepenulisan, saya sering memberikan motivasi kepada teman-teman yang malas menulis karena penyakit ini. Oh tidak. Saya menasehati tapi saya sendiri begini. Ampun ya Allah.
Sekarang, saya ingin membuat blog ini siuman dari pingsannya. Saya berharap agar saya bisa sering mengisi blog saya ini, agar tidak menjadi blog yang suwung, angker, tanpa isi, tanpa penghuni. Dan semoga bisa bermanfaat, khususnya untuk diri saya sendiri. Setidaknya, saya bisa membiasakan diri untuk terus menulis. Agar tidak hanya pintar sharing, tapi juga pintar mempraktekkan apa yang belum dan telah disampaikan kepada orang lain. :)
Kairo, 19 Januari 2016