19 October 2012

Ada Degradasi Bahasa; Hapuskan Saja Peringatan Sumpah Pemuda!

Salah satu kekayaan yang begitu berharga bagi bangsa Indonesia adalah bahasa. Bahasa-bahasa daerah, dan tentunya bahasa Indonesia itu sendiri. Seiring kemajuan zaman, nuansa berbahasa Indonesia itu semakin menghilang. Orang-orang lebih suka menggunakan bahasa yang inggris-inggris. Tidak masalah kalau sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris yang baik dan benar. Berbicara dengan bahasa inggris sesuai keadaan dan kebutuhan. Akan tetapi, orang-orang semerta menggunakan bahasa inggris seenaknya sendiri. Mencampur bahasa inggris dengan bahasa Indonesia. Hingga terjadilah degradasi bahasa Indonesia.

Misalnya dalam berbicara, orang-orang lebih suka bilang “fine” daripada berkata “baiklah”. Lebih enak bilang “thank you” daripada berkata “terima kasih”. Lebih puas bilang “as soon as possible” daripada berkata dengan ungkapan bahasa Indonesia “lebih cepat lebih baik” dan seterusnya. Ungkapan-ungkapan inggris ini diselipkan di sela-sela berbicara mereka dengan menggunakan bahasa Indonesia. Bukankah ini adalah hal yang tanggung? Ngomong inggris tidak, ngomong Indonesia pun tidak. Lalu sebenarnya mereka sedang berbicara menggunakan bahasa apa? Dia orang inggris apa orang Indonesia?

Jika orang-orang seperti ini terus dibiarkan, maka tidak saja degradasi budaya yang terjadi, bisa-bisa sampai kepada degradasi moral. Misalnya, terlihat biasa jika orang-orang seperti ini berinteraksi dengan komunitasnya atau orang-orang sebaya. Akan tetapi akan terlihat lain, tidak sopan jika dengan orang-orang yang lebih tua atau yang lebih tua lagi, atau bahkan orang-orang tua yang dulu ikut andil dalam perang kemerdekaan. Tentunya mereka akan merasa kecewa melihat kondisi bangsa sekarang yang kemerdekaannya diisi oleh orang-orang yang kesana-kemari dengan mudah dan rasa tak bersalahnya bilang “fine, fine, fine”.

Orang-orang seperti itu tidak boleh dibiarkan menjangkiti generasi berikutnya. Mereka telah mengingkari dan melanggar janji sumpah pemuda yang berbunyi “kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Entah, sumpah pemuda setiap tahun diperingati namun kondisi yang diharapkan oleh ritual sumpah pemuda tidak semakin baik. Apakah peringatan sumpah pemuda hanya dijadikan sebagai momen tahunan tanpa arti atau hanya pencitraan kepada para pendahulu saja agar mereka tidak murka? Kalau begitu, hapuskan saja peringatan sumpah pemuda!

Bahasa adalah cerminan jatidiri bangsa. Tanpa bahasa, Indonesia bukanlah apa-apa. Dampak degradasi bahasa tak disadari secara langsung oleh para pemuda sebagai penerus Bangsa. Mau dibawa kemanakah Bangsa ini ke depannya? Siapa lagi kalau bukan kita para pemuda dan seluruh elemen bangsa yang menjaga otentisitasnya dan melestarikan keberadaannya? Ini tugas bersama!

Tub Romly, 18 Oktober 2012 1:23 pm

0 komentar:

Post a Comment