Pemimpin
bertanggung jawab atas kepemimpinannya terhadap siapa saja yang dipimpinnya.
Dan pemimpin yang manusia dan bertuhan bertanggung jawab plus kepada tuhan
karena dia memimpin manusia makhluk tuhan. Manusia yang dipimpin berhak menilai
pemimpin baik untuk dilaporkan ke sesama manusia maupun kepada tuhan sebagai
pertimbangan. Akhirnya, tuhan pun ber-demokrasi. Walaupun sejatinya tuhan mampu
menilai sendiri secara independen dan mempunyai hak prerogatif untuk men-judge
mana yang baik dan yang buruk menurutnya. Namun tuhan mengajarkan bagaimana
menjadi pemimpin yang baik, bagaimana menjadi pendengar yang baik dan
sebagainya.
"Penilaian
hakiki adalah penilaian dari Tuhan Yang Maha Mengetahui"
Benar, tuhan
menilai secara keseluruhan karena maha mengetahui. Sedangkan penilaian manusia
yang dipimpin, adalah penilaian yang diambil dari obyektifitas. Dan itu bisa
dijadikan acuan untuk laporan pengaduan ke tuhan. Tinggal bagaimana seorang
pemimpin bersikap dan bertanggung jawab ketika diadili dihadapan tuhan dan para
saksi.
Sebagai
manusia pemimpin yang handal, jenius, tidak gampang curhat di jejaring sosial
dan sebagainya, tentu punya antisipasi menghadapi hal tersebut. Diantaranya
adalah bersinergi dengan manusia yang dipimpin. Bekerjasama, berkomunikasi dan
berinteraksi secara efisien agar bisa saling melengkapi satu sama lain. Agar
tercipta kepemimpinan dan dinamika yang ideal dan dinilai baik oleh tuhan.
Kaitannya
dengan PPMI Mesir adalah berkurangnya ruang gerak Masisir dalam berkomunikasi
dan berinteraksi dengan PPMI Mesir karena dibatasinya “posting permission” grup
facebook PPMI Mesir dengan hanya admin saja yang dapat memposting di grup.
Padahal, grup FB PPMI Mesir adalah wadah interaksi Masisir yang sangat penting.
Salah satu
wadah sinergi tertutup. Pada grup FB PPMI Mesir, hanya akun FB PPMI Mesir yang
dapat memposting tulisan. Akun FB Masisir sama sekali tidak ada ruang disana
untuk memposting tulisan, berita, aspirasi dan sebagainya. Padahal, yang
diposting disana oleh PPMI adalah hal-hal atau kepentingan yang berhubungan
dengan PPMI saja. Jika demikian, bisakah Masisir leluasa berkomunikasi,
berinteraksi, bersinegi, bekerjasama dan saling melengkapi? Lalu bagaimana
dengan penilaian tuhan? kalau sudah begini, apakah Masisir masih butuh PPMI?
0 komentar:
Post a Comment